Home > Jogregan

Sebanyak 36 Persen Remaja Putri di Cirebon Derita Anemia

Remaja putri yang menderita anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia dan selanjutnya menjadi ibu hamil anemia.
Sejumlah pelajar putri di Kota Cirebon diberikan tablet tambah darah (TTD). (Dok Diskominfo Kota Cirebon)
Sejumlah pelajar putri di Kota Cirebon diberikan tablet tambah darah (TTD). (Dok Diskominfo Kota Cirebon)

CIREBON – Remaja putri di Kota Cirebon hinigga kini belum terbebas anemia. Untuk itu, mereka pun diimbau untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty mengatakan, dari hasil survei di SMP dan SMA sederajat di wilayah Kota Cirebon, tercatat sekitar 82-84 persen remaja putri yang sudah rutin mengonsumsi TTD.

‘’Masih ada sekitar 36 persen remaja puteri kita yang anemia,’’ ujar Siti, Jumat (1/3/3024).

Siti mengatakan, remaja putri yang menderita anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia dan selanjutnya menjadi ibu hamil anemia. Kondisi itu akhirnya meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi yang stunting.

Untuk itu, Siti mengimbau agar seluruh stakeholder terkait dan masyarakat bersama mengoptimalkan perannya dalam upaya pencegahan stunting. Terutama sosialisasi kepada remaja puteri untuk minum TTD setiap satu minggu sekali.

‘’Sarapan juga penting, harus menjadi habit. Menu makanan setiap hari juga harus diperhatikan, ada protein hewaninya, perilaku hidup bersih dan sehat pun tak kalah penting,’’ tukas Siti.

Pemkot Cirebon pun mengadakan acara dan orasi ajakan pencegahan stunting dengan Aksi Bergizi di Grage City Mall Cirebon, Jumat (1/3/2024). Acara itu dibuka oleh Pj Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi.

Dalam orasinya, Agus menyatakan bahwa Aksi Bergizi menjadi salah satu upaya intervensi Pemerintah Daerah Kota Cirebon pada sektor hulu dan pemberian edukasi secara terus menerus kepada remaja putri.

‘’Ini merupakan pembekalan jangka panjang karena nantinya mereka akan menjadi dewasa, berkeluarga, dan berperan sebagai ibu. Semuanya harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin, sehingga kedepannya tidak ditemukan adanya kasus kekurangan gizi dan stunting,’’ kata Agus.

Agus menerangkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk pencegahan stunting. Salah satunya melalui suplementasi TTD khususnya bagi remaja putri.

Aksi Bergizi itu dilaksanakan dengan tiga intervensi utama. Pertama, sarapan dan minum TTD bersama di sekolah setiap minggu. Kedua, edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik. Ketiga, komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif.

‘’Aksi ini harus berkelanjutan, tentunya untuk meningkatkan kesadaran remaja putri agar terbiasa mengkonsumsi tablet tambah darah, gizi seimbang, dan berperilaku hidup bersih dan sehat,’’ tukas Agus. (Lilis Sri Handayani)

× Image