Home > Jogregan

El Nino Mulai Tebar Ancaman. Ribuan Hektare Lahan di Majalengka Alami Kekeringan

Instansi terkait pun telah membentuk posko dan tim penanggulangan untuk mengatasi kondisi kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
Ribuan hektare lahan sawah di Kabupaten Majalengka mengalami kekeringan di musim tanam gadu 2024. (Dok. Gincumanis.com)
Ribuan hektare lahan sawah di Kabupaten Majalengka mengalami kekeringan di musim tanam gadu 2024. (Dok. Gincumanis.com)

GINCUMANIS.COM, MAJALENGKA -- Ribuan hektare lahan di Kabupaten Majalengka mengalami kekeringan. El Nino yang menyebabkan terjadinya musim kemarau disinyalir sebagai faktor pendukung kekeringan di daerah ini.

Instansi terkait pun telah membentuk posko dan tim penanggulangan untuk mengatasi kondisi kekeringan pada musim kemarau tahun ini.

Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Encu, menyebutkan, pada 2023 lalu, lahan pertanian di Kabupaten Majalengka yang mengalami kekeringan mencapai 1.196 hektare. Sedangkan pada 2024 hingga Juli kemarin, tercatat ada 1.098 hektare yang mengalami kekeringan.

Dari 1.098 hektare lahan pertanian yang mengalami kekeringan itu, sebanyak 620 hektare mengalami kekeringan kategori ringan, 215 hektare kategori sedang dan 227 hektare kategori berat.

‘’Adapula 36 hektare kategori puso (gagal panen),’’ kata Encu, dalam acara Majalengka Berbicara (Mabar) Episode VII, di Gedung Yudha Kompleks Pendopo Bupati Majalengka, Selasa (13/8/2024).

Encu mengatakan, pihaknya telah membentuk posko penanggulangan kekeringan yang dimotori Kabupaten Majalengka. Posko tersebut, turut melibatkan stakeholder terkait dari mulai penyuluh pertanian, BPBD, dan lainnya.

Selain itu, ada juga tim khusus yang disebar di 26 kecamatan se-Kabupaten Majalengka untuk memperkuat ketahanan pangan selama musim kemarau.

‘’Posko dan tim ini disiapkan untuk memonitor penggunaan air embung yang menjadi sumber utama dalam pengairan areal persawahan di Kabupaten Majalengka. Sehingga air embung tersebut digunakan seefektif mungkin untuk kebutuhan pertanian,’’ jelasnya.

Encu menambahkan, selain memaksimalkan penggunaan embung untuk kebutuhan areal persawahan, DKP3 Kabupaten Majalengka juga menyalurkan 107 unit pompa air kepada para petani. Pompa tersebut digunakan untuk menyedot air embung maupun sungai ke areal pertanian.

Selain itu, DKP3 juga telah mengajukan permohonan tambahan bantuan pompa air sebanyak 543 unit ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Hal itu untuk mencapai standar aman ketahanan pangan dalam mengantisipasi kekeringan.

‘’Untuk pompa, apabila jarak sumber airnya dari areal persawahan agak jauh, maka disiapkan yang berkapasitas besar sehingga lebih maksimal untuk mengairi tanaman,’’ ucapnya. n Lilis Sri Handayani ed: Agus Yulianto

× Image